BELAJAR BUDIDAYA TANAMAN DENGAN TEKNIK HIDROPONIK

Pembelajaran IPS di luar kelas sungguh menyenangkan bagi santri. Di luar kelas, santri mendapat suasana yang berbeda dari dalam kelas, karena bisa melihat, menikmati, dan mengagumi tanaman dan tumbuhan yang selama di kelas hanya membaca teori dan melihat gambar. Guru mata pelajaran IPS Ust. Andri Yono Septian Jaya, S.Pd.I. dan tim guru IPS kelas 9, dalam pembelajaran semester genap ini mengajak santri untuk belajar di luar kelas, melihat secara langsung bagaimana pembudidayaan tanaman sayur mayur dan produksi di greenhouse milik pertanian Mahad Al-Zaytun.  


Pembelajaran di luar kelas memungkinkan santri untuk melakukan daya kreasi yang beragam dengan memaksimalkan kemampuan santri dalam berolah rasa. Mungkin juga mampu membuat tiap santri mengembangkan kreativitas serta inisiatif secara personal mereka. Dengan belajar bagaimana memproduksi dan membudidayakan tanaman sayur mayur ini, santri mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dari Pak Hendra Gunawan SH., MP.  petugas pertanian Mahad Al-Zaytun lulusan UGJ Cirebon jurusan Agronomi. Sehingga santri mendapat wawasan bagaimana membudidayakan tanaman, memproduksi, distribusi, konsumsi, serta harga. Dan juga santri memahami bagaimana  memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungan rumah mereka.

Pembelajaran IPS di luar kelas ini berkait erat dengan materi pelajaran yang sedang dibahas yakni Kompetensi Dasar (KD) 3.3.  Menganalisis ketergantungan antarruang dilihat dari konsep ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, harga, pasar) dan pengaruhnya terhadap migrasi penduduk, transportasi, lembaga sosial dan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.   

Pembelajaran diluar kelas ini, santri cenderung aktif. Mereka banyak bertanya mengenai pembudidayaan tanaman, pengolahan lahan dan ada yang bertanya "Apa perbedaan Agronomi dengan Agrobisnis". Pertanyaan tersebut dijawab dengan lugas dan cerdas oleh petugas pertanian pak Hendra. Sehingga minat santri sangat antusias untuk masuk SMK jurusan agrobisnis dan hortikultura yang akan didirikan oleh Mahad Al-Zaytun pada  tahun pelajaranan 2023/2024 ini.

Diantara santri kelas 9N1 atas nama Kirana Sekar Palupi binti Slamet Supriadi yang sempat diwawancarai oleh tim mengemukakan. “Belajar diluar kelas itu seru dan lebih memahami kondisi alam sekitar kita, sehingga dapat memahami kaitan antara produksi dan konsumsi yang terjadi di Mahad Al-Zaytun, bagaimana prosesnya, disalurkannya kemana saja, bagaimana cara mengolahnya. Kalau belajar dalam kelas kebanyakan literasinya dari watching, dari buku, jika pratikum juga hanya di lab. yang ada di gedung, belajar kelompok, kalau diluar kelas sekalian refreshing. Kita mempelajari tentang system hidroponik yang diterapkan oleh Mahad Al-Zaytun sebagai system penanaman yang media tanamnya bukan berupa tanah yakni teknik penanamannya menggunakan media air dan tidak menggunakan bahan kimia, jadi tanaman itu sendiri tidak mengandung pertisida, jadi sehat. Dan itu sebagai proses dari produksi, distribusi, dan konsumsi yang diterapkan di Mahad Al-Zaytun”. 

Selain itu tim juga mewawancarai Basith Akhsan bin Khoerun, santri rijal kelas 9R1 mengenai bagaimana kesan belajar IPS diluar kelas. “Yang didapat dari pembelajaran IPS di luar kelas ini mengetahui macam-macam hidroponik, ada juga metode tanam. Banyak teman-teman kelas saya yang bertanya, mengenai bibit, medianya darimana. Harapan kami sering-sering belajar diluar kelas, untuk mengurangi ngantuk dan rasa malas, karena belajar di luar itu kita mengenal cara praktik, yang selama ini belajar teori”. (AW)













Komentar