Santri kelas IX MTs
Ma’had Al-Zaytun yang berjumlah 710 orang, pada semester gasal TP. 2022/2023 ini diprogramkan
untuk melihat secara langsung tempat pembuatan kapal tradisioanl milik Ma’had
Al-Zaytun dan lokasi bakal pelabuhan yang diberi nama Pelabuhan Samudra Biru, yang
bertempat di Eretan Indramyu. Santri yang berkunjung ini dilakukan secara
bertahap, mulai tanggal 19 Juli-2 Agustus 2022. Setiap kali kunjungan sejumlah 88 santri didampingi 6 guru.
Lokasi tempat Pelabuhan
Samudra Biru dan Pembuatan Kapal Tradisonal, ini sangat strategis, karena berada
di pesisir pantai laut Jawa dan jalan Raya Pantura. Tujuan kunjungan ini,
adalah memperkenalkan kepada santri, bahwa Ma’had Al-Zaytun selain mengelola lembaga
pendidikan juga mengelola perekomian baik dibidang green ekonomi maupun blue
ekonomi. Selain itu juga agar santri mencintai maritim atau laut, karena sumber
alam yang terbesar itu berasal dari laut. Banyak sumber daya alam yang bisa
dimanfaatkan di laut bukan hanya ikan namun juga pertambangan seperti minyak,
emas, besi, dan lain-lain. Syaykh
Al zaytun mengungkapkan dalam tausiyah, bahwa langkah Al Zaytun membangun
maritim bukan sekadar kepentingan ekomoni namun upaya menjaga kedaulatan laut
Indonesia.
Tahap awal, Al Zaytun
sebentar lagi merampungkan satu unit kapal kayu yang diberi nama LKM 01
sebagai prototype dari 12 target kapal yang akan dibuat oleh Al Zaytun
pada tahun ini. Bahan kayu untuk pembuatan kapal berasal dari Kalimatan Timur, yakni
kayu ulin, kayu meranti dan kayu rimba yang diangkut dengan kapal tongkang ke
Cirebon, sekitar 4 ribu kibik kayu. Kayu-kayu yang diperlukan untuk pembuatan
kapal, didatangkan secara resmi dan mendapat izin masuk, dari
pemerintah.
Samita Nurafidah binti Nurdin
Komentar santri kelas IX N1 Samita Nurafidah binti Nurdin yang ikut bekunjung. “Perjalanan kunjungan ini benar-benar luar biasa sekali, karena aku bisa melihat bukti nyata dari tausiyah syaykh yang pernah disampaikan saat zdikir Jumat di Masjid Al-Hayat. Aku merasa bangga sekali punya pemimpin seperti syaykh yang sangat bijaksana, dimana beliau, sangat mengedepankan pemikiran masa depan. Beliau sangat cinta laut, dengan bercita-cita memajukan kemaritiman Indonesia, karena beliau sadar bahwa, memang Indonesia ini kemaritimannya sangat luar biasa, sangat hebat, sehingga beliau segenap tenaga membangun kemaritiman ini yang terbaik, seperti membuat kapal. Kapal ini keren banget, kapal pertama yang dibuat oleh Syaykh, yang dirancang sendiri oleh Syaykh, itu sangat luar biasa. Aku juga bisa melihat dari berbagai macam bukti-butki untuk perjuangan yang telah dilakukan oleh karyawan, menyiapkan bahan yang terbaik, seperti kayu ulin yang katanya langsung didatangkan dari Kalimatan, izinnya, surat izinnya butuh perjuang sekali. Aku melihatnya sangat kagum. Kagum karena pemimpin kita mengutamakan masa depan. Harapanku, semoga pesantren Al-Zaytun seluruh karyawannya lebih semangat, dan lebih memikirkan masa depan untuk kepentingan bersama. Karena kita yakin Syaykh akan memajukan kemaritiman Indonesia”. (Aw)
Kayu Bahan Pembuatan Kapal
Proyek Pelabuhan Samudra Biru
Alhamdulillah. Santri MTs sudah diberikan kesempatan untuk dapat melihat secara langsung pembuatan kapal kayu milik Al-Zaytun.. ini adalah satu dari langkah terbaik syaykh Alzaytun dalam mengajarkan kepada santri-santri. Sehingga santri tidak hanya duduk di kelas mengikuti pembelajaran, namun santri diajak secara langsung melihat projek yang sedang dikembangkan oleh Alzaytun. Sehingga santri mengerti dan memahami arah dan tujuan belajar di Alzaytun..
BalasHapusAnak anak sangat antusias dengan pembuatan kapal tradisional rancangan Syaykh Al Zaytun, mereka sangat bangga bisa melihat secara langsung proses pembuatan kapal tradisional ini. Dari pengalaman ini dapat dijadikan bekal ilmu dan wawasan kebangsaan tentang kemaritiman laut Indonesia.
BalasHapusDari merekalah kita berharap generasi bangsa Indonesia mampu dan siap menjaga dan meneruskan kejayaan bangsa Indonesia. alesveva Jayamahe “Kejayaan Kita Ada di Laut”.
Ayooo terus membangun Indonesia dan jaga lautan Indonesia dengan memperkenalkan laut pada generasi muda bangsa Indonesia
The cost per gram relies on selection of|quite a lot of|a wide selection of} factors together with time, labor, machine put on, and the estimated weight of the print . Puffer Jackets Once downloading other individuals's models turns into a little dull, you can start creating your very personal models. A great begin to 3D modeling is our articleCreating your individual 3D models. Because it's an XML-based, open-source framework for data exchange, AMF recordsdata have the potential to be the golden standard for 3D printing. Despite the rudimentary data contained in an STL file, STL is the preferred file at present.
BalasHapus